Showing posts with label Tambang. Show all posts
Showing posts with label Tambang. Show all posts
DAYAK TERPAKU
Dua orang Dayak terpaku melihat lubang tambang yang menganga lebar dihadapan mereka, baru kali ini mereka bisa melihat langsung dalam areal tambang PT.Gunung Bayan yang beroperasi selama kurang lebih 15 tahun di kampung mereka. kawasan dengan tanda "Dilarang Masuk Bagi Yang Tidak Berkepentingan" itu ternyata mampu membuat lutut mereka gemetar.... bagaimana tidak?! Luasan bukaan tambangnya bisa menampung seandainya seluruh rumah dan bangunan di kampung Muara Tae di kumpul dan dibuang kedalam lubang besar yang menganga itu.... Miris membayangkan kelak jika perusahaan gabungan milik swasta nasional dengan malaysia ini kelak pergi meninggakan kampung mereka, maka yang tinggal hanya lubang besar menganga....
15 tahun mereka telah menghirup debu dan meminum air beracun, berebut tanah dengan pendatang, dan berkelahi antar saudara karena urusan ganti rugi lahan .... 15 tahun berlalu tanpa ada perubahan menuju masyarakat sejahtera seperti yang di janjikan dulu.
Kini mereka memandang lubang itu dengan ternganga .... dalam hati mungkin berpikir"memang kita menyiapkan lubang untuk masa depan kita sendiri jika kita tergiur janji-janji yang sama dikemudian hari"
Potret Pembangunan dalam Puisi..
oleh Margaretha Seting Beraan pada 17 Agustus 2011 jam 8:01
Mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.
Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
......Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.
Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna?
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga?
Orang berkata Kami punya maksud baik
Dan kita bertanya : Maksud baik saudara untuk siapa ?
Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya :
Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?
Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor, tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.
Tentu kita bertanya :
Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?
Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan tumbuh di kebon belakang.
Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra.
Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !
Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi..
(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film Yang Muda Yang Bercinta, yang disutradarai oleh Sumandjaja)
Potret Pembangunan dalam Puisi..
(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film Yang Muda Yang Bercinta, yang disutradarai oleh Sumandjaja)
Subscribe to:
Posts (Atom)