Pages

Showing posts with label Puisi/Poetri. Show all posts
Showing posts with label Puisi/Poetri. Show all posts

Potret Pembangunan dalam Puisi..


oleh Margaretha Seting Beraan pada 17 Agustus 2011 jam 8:01

Mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.
Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
......Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna?
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga?

Orang berkata Kami punya maksud baik
Dan kita bertanya : Maksud baik saudara untuk siapa ?

Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.

Dan kita di sini bertanya :
Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?
Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor, tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya :
Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?

Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?

Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Dan kita di sini bertanya : Maksud baik saudara untuk siapa ?
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra.
Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !


Jakarta 1 Desember 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi..

(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film Yang Muda Yang Bercinta, yang disutradarai oleh Sumandjaja)

Cinta tanpa syarat


oleh Margaretha Seting Beraan pada 07 Desember 2009 jam 8:28

My notes (2006)

Cinta kepada seseorang umumnya akan melahirkan sifat positif dalam segala hal.
Cinta bisa membuat seseorang menjadi lebih bijak, tidak egois, sehingga mampu memberikan kegembiraan dan keberhasilan bagi pasangan satu sama lain.

Cinta sejati tak bersyarat.

Sejauh saya memasang syarat-syarat sejauh itu saya tidak mencintaimu. Yang saya tawarkan hanya suatu pertukaran saja bukan suatu hadiah. Padahal cinta sejati adalah dan harus selalu merupakan suatu hadiah Cuma-Cuma.

Cinta adalah sebuah keputusan dan keterlibatan.

Cinta Saya mungkin cinta yang ‘tegas’ sama sekali tidak manis dan memanjakan. Tetapi bila perlu, cinta saya juga akan ‘lembut’. Jika engkau telah berusaha tetapi gagal, dan engkau membutuhkan uluran tangan dalam kegelapan kekecewaan itu, engkau bisa mendapatkan pertolongan saya.

Mungkin kadang-kadang saya salah mengerti akan dirimu dan salah menilai kebutuhanmu. Saya telah sering kali melakukan hal ini pada masa lalu. Tetapi ketahuilah, bahwa keputusan ku adalah mencintaimu, dan saya bersedia memperbesar kebahagiaanmu yang sejati dan abadi. Saya berbakti demi perkembangan dan pemenuhanmu sebagai seorang pribadi, jika saya gagal, karena kurang bijaksana atau karena terlalu lemah, maafkan saya! Cobalah mengerti maksud saya! Dan ketahuilah lain kali, saya akan berusaha lebih baik.

Kenangan Senja Piluku


"Bangku Tua....Kota Tepian"
Angin sepoi meniup dedaunan kasi
Lambaian senja menyinari lubuk hati
Ungkapan alam yang datang menyapa
Menguak tabir rasa, merajut kesepian
Bersama dia dibangku tua itu
Menepis hening, berbagi suka dan duka

Bangku Tua......Kota Tepin
Kemesraan itu kurindukan selalu
Keceriaan itu kudambakan selalu
Senyummu jadi jeritan hati ini
Mengusik heningku dengan rasa itu

Bangku Tua....Kota Tepian
Kini....semuanya tinggal kenangan
Bila teringan saat perpisahan itu
Tak kuat hati ini menerimanya
Tak sanggup ku lepas kepergianmu
Sedih dihati ini adalah tangisku
Rinduku ini, iringi selalu perpisahan itu

Bangku Tua.....Kota Tepian
Harapanku untuk kembali
Mengukir cerita, hempaskan kesedihan
Bersamammu memintal kisah
Merajut hari dan rindu

Oh...sang waktu yang kejam
Adalah secuil detik untukku lagi.....?
Adakah waktu itu lagi untukku...?
Kukenangnya selalu......da....

Tenggarong, 7 Maret 1999 by Johnny_23175