Posted in my fb note on 08 Desember 2009 jam 13:19
The Bell Jar (Kendi Lonceng)
Karya Sylvia Plath:
My pocket reminder
.................
Aku merasa diri bagai seekor kuda pacuan dalam suatu dunia tanpa gelanggang pacuan. Atau, bagai seorang pemain sepak bola termasyhur yang tiba-tiba berjalan jalan di jalan ramai kota besar dalam pakaian bisnis: hari-hari kemasyhurannya susut menjadi sebuah lencana berbentuk piala emas kecil di atas baju¬nya dengan tanggal terukir padanya seperti tanggal pada suatu batu nisan.
Kubayangkan hidupku di hadapan mataku bagaikan cabang¬-cabang pohon ara yang hijau dalam sebuah cerita. Dari ujung setiap cabang, sebuah ara ungu yang bemas, bagaikan suatu masa depan yang cerah, memberi isyarat dan mengelipkan matanya. Buah ara yang satu adalah seorang suami dan rumahtangga yang bahagia serta anak-anak; buah ara yang lain adalah seorang penyair yang terkenal; buah ara yang lain lagi seorang profesor yang brilian; satu buah ara adalah seorang editor yang mengagumkan; buah ara yang satu lagi adalah Eropa, Afrika dan Amerika Selatan; buah ara yang satu lagi adalah Konstantin, Sokrates, Attila dan banyak kekasih lain dengan nama yang ganjil-ganjil dan profesi yang aneh-aneh; buah ara yang lain lagi adalah seorang juara putri Olimpiade; dan masih banyak buah ara lain yang tidak kulihat dengan jelas.
Kulihat diriku sendiri duduk di bawah pohon ara ini... mati kelaparan, hanya karena tidak dapat memutuskan buah ara yang mana yang akan kupilih. Aku menginginkan setiap buah ara itu... semuanya! Tetapi memilih satu berarti kehilangan semua yang lain. Dan sewaktu aku duduk di situ, tidak mampu mengambil keputusan, buah-buah ara itu mulai mengerut dan membusuk. Satu demi satu, mereka gugur ke tanah dekat kaki¬ku ...
………………..
Khayalan dan kekejaman pemujaan pengalaman itu ada¬lah, bahwa pada akhirnya kita selalu ditinggalkan dengan rasa kehampaan pedih yang justru kita harap dapat diisi oleh petualangan mencari pengalaman.
Pemujaan pengalaman sebanyak-banyaknya mendesak kita untuk menikmati semuanya yang mungkin selama kita melewati dunia ini. Selain sungguh-sungguh membingung¬kan, sikap seperti itu praktis mustahil. Kita bisa hancur ber¬keping-keping, sampai tidak pernah mampu mempersatu¬kan kepingan-kepingan itu. Program seperti ini pasti akan menghancurkan impian-impian kita dan meremukkan harap¬an-harapan kita. Jika kita mendengarkan para pengkotbah dan propagandis program ini, kita akan menyerupai orang yang sangat menginginkan semuanya sehingga akhirnya kita tidak akan mendapat dan menjadi apapun.....
No comments:
Post a Comment